Semakin hari jumlah pasien positif Covid 19 makin bertambah. Masyarakat mulai panik mencari hand sanitizer dan masker. Harga kedua barang itupun semakin melonjak, seiring makin langkanya ditemukan di supermarket terdekat.
Harga yang melonjak, membuat ada beberapa pencari keuntungan ditengah wabah yang menimbun kedua benda ini. Si pencari untung pun akhirnya menjual dengan harga sampai 5 kali lipat, agar mereka dapat menghasilkan keuntungan yang berlipat ganda. Bukankah ini sikap mendzolimi sesama manusia. Padahal kita semua berharap seluruh manusia dapat terhindar dari wabah ini.
Tadi pagi, tidak sengaja terdengar pembicaraan para tetangga. Inti pembicaraan tentang dilema harus #dirumahaja. Ada yang berkata, tinggal di kota itu "Tidak kerja, Tidak Makan". Lalu ada yang menyahut " Tadi, saya keluar kerja narik bentor tidak ada penumpang, kalau begini terus bisa-bisa cuma makan daun". Mereka bukan tidak mau #dirumah aja, mereka pun takut terkena wabah. Namun mereka bingung untuk makan sehari-hari jika tidak keluar bekerja. Mereka tidak membahas tentang masker dan hand sanitizer, untuk makan sehari-hari saja sulit. Apalagi harus membeli kedua benda langka tersebut.
Saya sendiri akhirnya karena #dirumahaja dan #workfromhome , jarang menggunakan hand sanitizer. Kalaupun mau membersihkan tangan, langsung cuci pakai sabun di air mengalir. Sepertinya sabun lebih efektif. Sedangkan untuk masker, akhirnya saya belajar menjahit sendiri. Kebetulan di rumah ada mesin jahit. Bukannya terlalu hemat, tetapi ingin menambah skill selama #dirumahaja
Komentar
Posting Komentar